Mengulik konsep Green Building di Pusat oleh-oleh Batu

Siapa yang sudah pernah ke kota Batu? sebuah kota yang dikenal dengan keindahan alam dan udara yang sejuk. Suasana yang sejuk ini, menjadi menarik minat wisatawan untuk berkunjung, dan tingginya kunjungan menimbulkan beragam problem lingkungan, diantaranya adalah polusi dan kemacetan. Beberapa kondisi tersebut perlu dicermati bisnis yang mendatangkan wisatawan, melalui konsep ramah lingkungan.

Salah satu konsep yang menarik perhatian adalah Green Building, atau bangunan hijau. Konsep ini tidak hanya diterapkan pada bangunan-bangunan besar, tetapi juga merambah ke pusat-pusat oleh-oleh, seperti Batu Buah Tangan. Nah apakah kamu sudah cukup tau tentang konsep green building? Dan apakah kamu juga tahu jika konsep tersebut diterapkan di pusat oleh-oleh Batu Buah Tangan? Baca artikel ini selengkapnya.

Apa Itu Green Building?

Green building atau bangunan hijau (juga dikenal sebagai konstruksi hijau, bangunan berkelanjutan, atau bangunan ramah lingkungan) merujuk pada struktur dan penerapan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya di seluruh siklus hidup bangunan tersebut: mulai dari perencanaan hingga desain, konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, dan pembongkaran.

Konsep green building bukanlah hal yang baru di beberapa negara, berperan sebagai salah satu langkah untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Namun di di Indonesia sendiri, penerapan konsep bangunan yang ramah lingkungan baru saja mulai digalakkan, baik oleh pemerintah maupun swasta, salah satunya di Kota Batu. Hal ini perlu dicermati karena Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, tanah longsor, dan lain-lain.

Prinsip-prinsip Green Building

Buat kamu yang kesulitan dalam memahami bedanya bangunan hijau dan konvensional, Ada beberapa prinsip yang dapat kita cermati, sebagai berikut:

Efisiensi Energi: Bangunan dirancang untuk mengurangi penggunaan energi, misalnya dengan memanfaatkan pencahayaan alami, ventilasi alami, serta menggunakan peralatan yang hemat energi.
Konservasi Air: Penggunaan air yang diminimalisir dengan memanfaatkan air hujan, mendaur ulang air limbah, serta menggunakan peralatan yang hemat air.
Pemilihan Material yang Ramah Lingkungan: Material bangunan dipilih yang memiliki kandungan daur ulang, rendah emisi gas berbahaya, serta berasal dari sumber yang berkelanjutan.
Memiliki Pengelolaan Limbah: Bangunan dilengkapi dengan sistem pengelolaan limbah yang baik, seperti pemilahan sampah, pengolahan limbah cair, serta pemanfaatan limbah organik menjadi kompos.
Kualitas Udara dalam Ruangan: Bangunan dirancang untuk memastikan kualitas udara dalam ruangan yang baik, dengan ventilasi yang cukup, penggunaan material yang tidak menghasilkan polutan, serta pengendalian kelembaban.
Kenyamanan Termal dan Visual: Bangunan dirancang untuk memberikan kenyamanan termal dan visual bagi penggunanya, dengan pencahayaan alami yang cukup, suhu yang nyaman, serta akustik yang baik.
Pelestarian Lingkungan: Bangunan dibangun dengan memperhatikan lingkungan sekitarnya, seperti tidak merusak lahan hijau, menjaga keanekaragaman hayati, serta mengurangi polusi cahaya.

Penerapan Green Building di Pusat Oleh-oleh Batu Buah Tangan

Ada beragam pilihan Pusat oleh-oleh di kota Batu yang dapat kamu eksplorasi, namun apakah seluruh pusat oleh-oleh batu mendukung lingkungan yang ramah?

Bagi kamu yang memiliki kepedulian atau perhatian dalam aspek lingkungan yang ramah, Pusat oleh-oleh Batu Buah Tangan menjadi salah satu contoh baik dalam menerapkan konsep Green Building di Batu. Beberapa aspek Green Building yang diterapkan di tempat ini antara lain:

Desain Bangunan yang Efisien Energi: Bangunan dirancang dengan memanfaatkan pencahayaan alami sebanyak mungkin, mengurangi penggunaan lampu listrik pada siang hari. Selain itu, udara alami juga dioptimalkan untuk mengurangi penggunaan AC.
Penggunaan Material Ramah Lingkungan: Material bangunan yang digunakan sebagian besar berasal dari material lokal yang ramah lingkungan.
Ruang Terbuka Hijau: Area pusat oleh-oleh dilengkapi dengan ruang hijau dan taman gantung.

Contoh-contoh berikut dapat kamu amati di area parkir yang memiliki fasilitas taman gantung, Ruang Indoor yang memiliki sirkulasi dan menggunakan kipas angin, serta tersedianya tanaman hijau di berbagai sudut di Buah Tangan.

Beberapa fasilitas tersebut masih perlu pengembangan dan masukan dari pengunjung. Apabila ada usulan dan saran yang perlu dikembangkan oleh Pusat oleh-oleh Batu Buah Tangan, kamu dapat menyampaikan kepada kontak yang tertera di situs Buah Tangan.

Manfaat Green Building bagi Pusat Oleh-oleh

Hingga kini, masih jarang bagi destinasi wisata atau pusat oleh-oleh di kota batu yang menerapkan konsep bangunan hijau. Padahal, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila konsep ini diterapkan. Penerapan Green Building di pusat oleh-oleh Batu Buah Tangan memberikan banyak manfaat untuk siapapun yang ada di sana, antara lain:

Mengurangi Biaya Operasional: Penggunaan energi dan air yang efisien dapat mengurangi biaya operasional bangunan secara signifikan.
Meningkatkan Citra Positif: Konsep Green Building memberikan citra positif bagi pusat oleh-oleh, menarik perhatian wisatawan yang peduli terhadap lingkungan.
Menciptakan Lingkungan yang Sehat dan Nyaman: Ruang yang dirancang dengan baik, dengan kualitas udara yang baik dan pencahayaan yang nyaman, menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi pengunjung dan karyawan.
Berkontribusi pada Pelestarian Lingkungan: Dengan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, pusat oleh-oleh turut berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan.

Tantangan penerapan konsep Green Building

Meskipun green building memberikan banyak manfaat positif, penerapan konsep ini juga memiliki beberapa kekurangan yang dapat menghambat proses penerapannya, diantaranya adalah:

Biaya Awal yang Lebih Tinggi: Green building seringkali memerlukan investasi awal yang lebih tinggi dalam perencanaan, desain, dan material yang ramah lingkungan. Meskipun biaya operasional jangka panjang dapat lebih rendah karena efisiensi energi dan penggunaan sumber daya yang lebih baik, biaya awal yang lebih tinggi bisa menjadi hambatan bagi beberapa pengembang atau pemilik bangunan.
Keterbatasan Teknologi: Teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung bangunan hijau mungkin belum tersedia secara luas atau belum matang. Hal ini dapat menyebabkan tantangan dalam implementasi atau menyebabkan ketergantungan pada teknologi yang mahal atau belum teruji.
Kesulitan dalam Pengadaan Material: Pengadaan material hijau yang ramah lingkungan atau daur ulang bisa menjadi sulit atau mahal, terutama di daerah yang kurang berkembang atau di daerah yang pasokan material tersebut terbatas.
Keterbatasan Pemahaman dan Keterampilan: Desain, konstruksi, dan operasi green building memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus. Kurangnya pemahaman atau keterampilan dalam menerapkan prinsip-prinsip bangunan hijau dapat mengurangi efektivitas atau menimbulkan risiko kesalahan.

Konsep Green Building merupakan solusi inovatif untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penerapannya di pusat oleh-oleh Batu Buah Tangan menjadi contoh yang baik agar konsep ini dapat diterapkan pada berbagai jenis bangunan. Dengan semakin banyaknya bangunan yang menerapkan konsep Green Building, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi kita semua.

So, sudahkah kamu berkunjung ke pusat oleh-oleh batu, Buah Tangan?

Referensi:

https://aesia.kemenkeu.go.id/berita-properti/properti/apa-itu-green-building-manfaat-dan-fungsinya-untuk-kehidupan-yang-lebih-baik-104.html

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-padang/baca-artikel/16929/Green-Building-Series-Konsep-Green-Building.html